RESUME IPBA(12/2/2013)
( Kelompok 11) :
TEORI
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
Ada beberapa teori yang digagas oleh
para Ilmuan tentang penciptaan alam semesta. di abad 19 muncul gagasan
materialisme yaitu sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya
keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar
pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19,
sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika
Karl Marx.
George Politzer mengatakan bahwa
"alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan" dan menambahkan:
"Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika
dan dari ketiadaan". Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak
diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19,
dan menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun,
sains dan teknologi yang berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan
kuno yang dinamakan materialism.
Pada tahun 1929, di Observatorium Mount
Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu
penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati
bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan
cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini
"bergerak menjauhi" kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui,
spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung
ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah.
Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna
merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi
kita. Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan
galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain.
Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala
sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus
"mengembang".
Agar lebih mudah dipahami, alam semesta
dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana
titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika
balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama
lain ketika alam semesta terus mengembang.
Apa arti dari mengembangnya alam
semesta? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat
bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik
tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang berisi semua
materi alam semesta haruslah memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak hingga'.
Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan
alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan teorinya dikenal dengan nama
tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol' merupakan pernyataan teoritis
yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat
mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia,
hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik
tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada
dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini
diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan
dalam Alqur'an 14 abad lampau: "Dia Pencipta langit dan bumi" (QS.
Al-An'aam, 6: 101)
Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua
benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian
terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big
Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta
kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa
alam semesta telah 'diciptakan dari ketiadaan', dengan kata lain ia diciptakan
oleh Allah. Karena alasan ini, para astronom yang meyakini paham materialis
senantiasa menolak Big Bang dan mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga.
Seorang materialis astronom terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle adalah
termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad
20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut steady-state yang mirip dengan
teori 'alam semesta tetap' di abad 19. Teori steady-state menyatakan bahwa alam
semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan
mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan
teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka
yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang.
Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul
dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan
alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh
ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar
merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada
akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan
Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan
tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi
ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
BIG
BANG = LEDAKAN BESAR
Teori Big Bang merupakan upaya untuk
menjelaskan yang terjadi pada awal terbentuknya alam semesta kita. Penemuan
dalam astronomi dan fisika telah menunjukkan bahwa alam semesta kita sebenarnya
memiliki awal. Sebelum terjadi big bang alam ini tidak ada.
Menurut
teori standar, alam semesta tercipta sekitar 13,7 juta tahun yang lalu, yah
jujur saja, kita tidak tahu pasti. Mereka mengira dulu alam semesta adalah satu
benda padat yang sangat besar dan akhirnya meledak, setelah terjadi ledakan
besar alam semesta mengembang dengan cepat, Sebelum satu detik semua partikel
hadir dalam keseimbangan. Satu detik setelah ledakan alam semesta membentuk
partikel-partikel dasar, yaitu elektron, proton, neutron, dan neutrino pada
suhu 10 miliar kelvin. Kira-kira 500 ribu tahun setelah terjadi ledakan, lambat
laun alam semesta menjadi dingin hingga mencapai suhu 3000K. Gas hidrogen dan
helium membentuk kelompok-kelompok gas rapat yang tak teratur. Dalam
kelompok-kelompok tersebut mulai terbentuk protogalaksi. Antar satu dan dua
miliar tahun setelah terjadinya dentuman besar, protogalaksi-protogalaksi
melahirkan bintang-bintang yang lambat laun berkembang menjadi raksasa. di
antara miliaran galaksi yang terbentuk adalah galaksi Bimasakti.
Di dalam galaksi ini terdapat tata surya
kita, dengan matahari adalah bintang yang terdekat dengan bumi. Sungguh
mengherankan siapa yang meletakan bumi di jarak yang sangat pas dari matahari
sehingga air yang ada di bumi tidak menguap habis pada siang hari dan tidak
membeku pada malam hari, air adalah sumber kehidupan sehingga mahluk hidup
dapat hidup di bumi. Dan yang meletakan bumi pada jarak yang sangat pas tidak
lain adalah Allah.
Dalam
satu-satunya kitab yang diturunkan Allah yang telah bertahan sepenuhnya utuh,
Al Quran, ada pernyataan tentang penciptaan alam semesta dari ketiadaan, di
samping bagaimana kemunculannya sesuai dengan ilmu pengetahuan abad ke-20,
meskipun diungkapkan 14 abad yang lalu. Pertama, penciptaan alam semesta dari
ketiadaan diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:
“Dia pencipta langit
dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia
menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al An’aam,
6: 101) !
Aspek
penting lain yang diungkapkan dalam Al Quran empat belas abad sebelum penemuan
modern Dentuman Besar dan temuan-temuan yang berkaitan dengannya adalah bahwa
ketika diciptakan, alam semes-ta menempati volume yang sangat kecil:
“Dan apakah orang-orang
kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
(QS. Al Anbiyaa’, 21: 30) !
Kebenaran
lain yang terungkap dalam Al Quran adalah pengem-bangan jagat raya yang
ditemukan pada akhir tahun 1920-an. Penemuan Hubble tentang pergeseran merah dalam
spektrum cahaya bintang diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:
“Dan langit itu Kami
bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesung-guhnya Kami benar-benar
meluaskannya.” (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47) !
Singkatnya,
temuan-temuan ilmu alam modern mendukung kebe-naran yang dinyatakan dalam Al
Quran dan bukan dogma materialis. Materialis boleh saja menyatakan bahwa semua
itu “kebetulan”, namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai
hasil penciptaan dari pihak Allah dan satu-satunya pengetahuan yang benar
tentang asal mula alam semesta ditemukan dalam firman Allah yang diturunkan
kepada kita.
Apakah alam ini benar-benar tercipta
dari big bang?
Jawabannya adalah may be yes may be no! (bisa
ya bisa tidak). Karna masih banyak lagi teori-teori lain yang masih
dikembangkan untuk mengungkap proses pembentukan alam semesta.
Itulah manusia hanya bisa memperkirakan karna
sesungguhnya hanya Allah yang tahu.
Pada
tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang
angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8
menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah
menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam
semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan
ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah
jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian,
diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan
perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big
Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu
kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan
teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik
terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa
dengan sempurna tanpa cacat:
Yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)
Daftar pustaka
Gunawan
Admiranto 2000. menjelajahi Galaxy dan Alam Semesta, Yogyakarta:Karikius
Adriana
Wiski, dkk.1995. Perjalanan Mengenal Astronomi. Bandung:ITB
Tjasyono,
Bayong. 2009. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: Remaja RosdaKarya
Tjasyono,
Bayong. 2009. Klimatologi. Bandung: Remaja RosdaKarya
Arthur
Beiser. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga
Mulya,
Agung. 2004. Pengantar Ilmu Kebumian. Bandung: Pustaka Setia
Krane,
Kenneth. 2011.Kosmologi: Asal Mula dan Evolusi Jagat Raya. Jakarta: UI
Mulya,
Agung. 2004. Pengantar pengetahuan Geologi untuk Pemula. Bandung: Pustaka Setia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar